Monday, March 24, 2008

Memperbaiki perilaku dengan Believe…. Atau….Iqro

Dari obrolan yang saya dengar beberapa hari yang lalu, dapat di ambil kesimpulan Bahwa kita tidak dapat memperpaiki perilaku kita ataupun perilaku orang orang lain tanpa mengubah paradigma (cara berfikir, cara pandang) diri kita atau orang yang bersangkutan. Langkah yang di tempuh untuk mengubah paradigma seserang bisa dilakukan dengan memberikan pemikiran-pemikiran yang positif, pemikiran-pemikiran untuk membangkitkan motivasi sesorang. Bisa kita rasakan setelah kita mendengarkan atau menghadiri suatu pembicaraan mengenai motivasi diri, maka langsung motivasi kita naik, seakan-akan kita terlahir kembali dengan motivasi penuh. Namun dengan berlalunya waktu motivasi itu akan kembali turun, menurun untuk kemudian hilang lagi.

Contoh mudah, kalau kita mendengar pengajaran tentang Islam, Surga, tentang bagaimana kita bisa beramal sebaik-baiknya untuk bekal kita mati. Giroh kita untuk beramal jauh meningkat, Sholat jadi rajin, dalam fikiran berkumpul program-program untuk memperbaiki diri. Namun beberapa hari berselang biasanya hilang lagi tuh semangat. Iya gak? Mudah-mudahan gak. Amien.

Keadaan ini sebetulnya positif, Namun yang menjadi permasalahan sampai kapan keadaan ini akan bertahan, sampai kapan giroh atau semangat kita akan tetap terjaga, sampai kapan diri kita akan penuh dengan motivasi, yang siap untuk melakukan apa saja untuk kemajuan yang ingin dicapai? Kemudian munculah satu pemikiran lagi ‘Bahwa untuk memperbaiki perilaku seseorang kita harus mengubah paradigmanya dan untuk bisa mengubah paradigmanya maka kita harus mengubah believenya’ Believe di sini maksudnya kepercayaan, kepercayaan mengapa sesuatu itu harus dilakukan.

Beberapa hari lalu saya sempet baca artikel ketika jalan-jalan di blog tentang lemak babi (maaf saya lupa lagi link-nya dimana) ini bsia jadi contoh. Kenapa kita bisa menolak lemak babi, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan babi? Sehingga secara otomatis ketika ada makanan yang mengandung unsur itu kita bisa langsung menolaknya. Ini bisa terjadi karena paradigma tentang itu sudah menjadi believe buat diri kita.Buat orang-orang yang tidak menjadikan itu sebagai believe akan biasa-biasa saja dengan babi. Bersambung…..

No comments:

Post a Comment