Ayat ini di ambil dari awal surat an an nisaa ayat 34 yang kalau di baca dalam terjemahannya : Laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan. Di sini saya akan gunakan bahasa aslinya dari Al quran untuk kata ar rijalu dan qowwam karena ada keterbahasan bahasa indonesia untuk mentranslate dari bahasa al qur'an dan dua kata itu yang akan saya tulis di sini sebagai pengingat buat saya sebagai laki-laki dan mudah-mudahan bermanfaat buat temen yang laki2 juga bisa menjadi seorang yang di katakan ar rijal. maaf ya.. buat temen2 para perempuan tulisan ini untuk laki-laki, tapi boleh baca juga koq.
Pertama, kenapa Allah di sini menggunakan kata 'ar rijal' untuk menunjuk hambanya yang laki-laki, tidak menggunakan kata mudzakar yang kalau di terjemahkan ke bahasa indonesia artinya juga laki-laki.
Ini sebuah penghargaan dari Allah untuk orang beriman dari golongan laki-laki, juga sekaligus ini sebagai pembelajaran tentunya. Karena seorang laki-laki beriman bukanlah semata2 manusia yang berjenis kelamin laki2 (mudzakar) tapi laki2 beriman adalah laki2 yang ia qowwam. Seorang yang tegak, seorang yang berilmu, seorang yang mampu untuk memimpin dirinya, seorang yang mampu memimpin keluarganya, mampu memimpin perempuan untuk bisa sama2 menyembah Allah, untuk taat kepada Allah.
Jelasnya untuk bisa di sebut seorang ar rijal, tidak cukup hanya karena kita ini seorang laki-laki saja, kita bisa saja mengaku bahwa kita ini arrijal bukan mudzakar, tapi buat apa kalau kemudian di mata Allah pengakuan itu tidak di pandang sama sekali. Untuk menjadi seorang ar rijal hal yang pertama di perlukan adalah ilmu, karena hanya dengan ilmu lah kita bisa qowwam, dan kalau bicara ilmu tentu yang di maksud di sini adalah Al quran. Sebelum kita qowwam atas perempuan atau orang lain tentunya kita harus qowwam dulu terhadap diri sendiri. Tidak mungkin kita bisa memimpin orang lain kalau kita tidak bisa memimpin diri sendiri. Bagaimana bisa kita bisa mengajak orang untuk taat kepada Allah kalau kita sendiri tidak taat. Bagaimana kita bisa mejaga keluarga kita dari api neraka kalau kita tidak bisa menjaga diri kita dari api neraka.
Pertama, kenapa Allah di sini menggunakan kata 'ar rijal' untuk menunjuk hambanya yang laki-laki, tidak menggunakan kata mudzakar yang kalau di terjemahkan ke bahasa indonesia artinya juga laki-laki.
Ini sebuah penghargaan dari Allah untuk orang beriman dari golongan laki-laki, juga sekaligus ini sebagai pembelajaran tentunya. Karena seorang laki-laki beriman bukanlah semata2 manusia yang berjenis kelamin laki2 (mudzakar) tapi laki2 beriman adalah laki2 yang ia qowwam. Seorang yang tegak, seorang yang berilmu, seorang yang mampu untuk memimpin dirinya, seorang yang mampu memimpin keluarganya, mampu memimpin perempuan untuk bisa sama2 menyembah Allah, untuk taat kepada Allah.
Jelasnya untuk bisa di sebut seorang ar rijal, tidak cukup hanya karena kita ini seorang laki-laki saja, kita bisa saja mengaku bahwa kita ini arrijal bukan mudzakar, tapi buat apa kalau kemudian di mata Allah pengakuan itu tidak di pandang sama sekali. Untuk menjadi seorang ar rijal hal yang pertama di perlukan adalah ilmu, karena hanya dengan ilmu lah kita bisa qowwam, dan kalau bicara ilmu tentu yang di maksud di sini adalah Al quran. Sebelum kita qowwam atas perempuan atau orang lain tentunya kita harus qowwam dulu terhadap diri sendiri. Tidak mungkin kita bisa memimpin orang lain kalau kita tidak bisa memimpin diri sendiri. Bagaimana bisa kita bisa mengajak orang untuk taat kepada Allah kalau kita sendiri tidak taat. Bagaimana kita bisa mejaga keluarga kita dari api neraka kalau kita tidak bisa menjaga diri kita dari api neraka.
Ilmu Allah sangat luas, tentunya tidak mudah untuk dapat memahami siapa ar rijal itu hanya dengan kalimat yang hanya 3 paragraf, tapi ini mudah2 bisa mendorong semangat buat kita untuk mencari tahu lebih banyak bagaimana menjadi seorang ar rijal, menjadi seorang yang qowwam, bukan seorang laki-laki yang hanya mampu memimpin dengan mengandalkan fisik dan kekerasan.
kisah dan para sahabat :
Figur seorang pemimpin
Cinta Umar pada Rosul
Mungkinah muncul Utsman di masa sekarang
Seteguh keislaman Bilal
kisah dan para sahabat :
Figur seorang pemimpin
Cinta Umar pada Rosul
Mungkinah muncul Utsman di masa sekarang
Seteguh keislaman Bilal
No comments:
Post a Comment